Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Daerah  

Komandan Korem 161/Wira Sakti Uji Coba KMC Sea Rider RBB.

Kupang, Mensanews.com– Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Legowo W.R. Jatmiko, S.I.P., M.M. beserta staf melaksanakan uji coba Kapal Motor Cepat Sea Rider Rigit Bouyanci Boat (RBB).  Kegiatan uji coba KMC Sea Rider RBB ini merupakan uji coba untuk pertama kalinya dilaksanakan oleh Denbekang IX-44-01/Kupang, dimulai dari Pelabuhan Multipurpose Tenau sampai di pesisir Pulau Semau dan pesisir Pulau Kambing, Sabtu (31/07/2021).

Mengingat wilayah jajaran Korem 161/WS merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari pulau besar maupun pulau kecil dan dipisahkan oleh selat yang luas, untuk itu penambahan alutsista yang baru ini tentu sangat membantu dalam menjaga keamanan di wilayah perairan NTT termasuk dari ancaman masuknya penyeludupan dari pulau-pulau terpencil dan membantu memperlancar pelaksanaan tugas pokok Korem 161/WS.

Oleh sebab itu, Komandan Korem 161/WS memerintahkan agar Denbekang IX-44-01 Kupang benar-benar memelihara dan merawat meteriil tersebut dengan baik, agar selalu siap untuk dipergunakan dan masa pakainya pun dapat lebih lama sehingga dapat digunakan oleh generasi berikutnya.

Baca Juga :  Pater Fritz Dukung Pemprov NTT Dengan Aneka Karya Antologi

Sementara itu Komandan Detasemen Perbekalan Angkutan IX-44-01/Kupang, Letkol Cba David Widiharsanto, S.Sos., M.Si. menyampaikan “dengan keberadaan KMC Sea Rider RBB ini, tugas pokok TNI sebagai operasi perang dan oprasi non perang diketahui bahwa pada operasi perang diantaranya menyiapkan Alutsista atau persenjataan kemudian pada operasi non perang membantu penanggulangan bencana alam sehingga NTT dengan wilayah kepulauan dengan adanya kapal ini bisa membantu pendistribusian logistik ke pulau terluar di daerah-daerah terpencil seperti contoh ; kemarin pada waktu bencana alam Seroja, kapal kita sangat mendukung atau sangat diperlukan di daerah Batik, Wini dan daerah terpencil yang tidak terjangkau lainnya sehingga logistik bisa tersalurkan sampai ke titik-titik yang terisolasi. Kemudian, kapal dengan kapasitas 10 orang ini dengan memiliki mobilitas yang cepat dan taktis, diharapkan bisa mengatasi potensi ancaman dan permasalahan di perairan NTT,” ungkap Dandenbekang.