Daerah  

Kebangkitan Hawu Mehara dari Topan Seroja, Prioritas Mahasiswa KKN UGM

MensaNews

Sabu, Mensanews.com– 30 Mahasiswa UGM dari berbagai fakultas sebentar lagi akan menyelesaikan KKN-nya di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua NTT. Hampir 50 hari, para mahasiswa dengan bimbingan Dr. Widya Nayati, M.A (Dosen Arkeologi UGM, Kepala Pusat Studi Wanita UGM) melakukan perencanaan dan pembelajaran melalui Daring untuk menjadikan Hawu Mehara sebagai wilayah produktif.

Hawu Mehara adalah salah satu kecamatan di Sabu Rajua yang terletak di ujung barat pulau Sabu. Wilayah Hawu Mehara terletak di Kabupaten Sabu Raijua.

Kabupaten ini terletak di ujung selatan wilayah Indonesia—tepatnya di selatan pulau Flores, NTT. Wilayah ini adalah wilayah 3T. wilayah Sabu Raijua adalah wilayah yang minim akan air. Daerah ini pada bulan April 2021 terkena sapuan angin Topan Seroja, sehingga wilayah ini menjadi porak poranda.

Baca Juga :  Bupati Malaka: 215 Titik Lampu Jalan Bermanfaat Bagi Masyarakat Malaka

KKN PPM UGM di Hawu Mehara telah dilakukan UGM untuk yang kedua kalinya. Tahun 2020, 24 mahasiswa UGM menghasilkan 90 kegiatan berupa video, booklet, leaflet dan podcast, dan peta. Sedangkan tahun ini, ke 30 mahasiswa UGM menghasilkan 122 produk berupa video, booklet, leaflet dan podcast, dan peta. Hasil kerja mahasiswa UGM ini disimpan di Perpustakaan yang memiliki Pojok Baca–yang sudah direncanakan keberadaannya.

Semua program kerja memberikan tutorial disiapkan untuk menjadikan Hawu Mehara sebagai wilayah yang mampu bangkit dari badai seroja dan menata diri menjadi wilayah sehat dan produktif.

Baca Juga :  Sembilan Orang Positif Covid -19, Bupati Malaka: Saya Instruksikan Untuk Batasi Segala Bentuk Aktivitas 

Kebangkitan Hawu Mehara dan Sabu Raijua dari Topan Seroja jelas nyata. Berbagai bantuan—termasuk yang digalang oleh mahasiswa KKN UGM 2021, UGM dan KAGAMA telah disampaikan beberapa saat setelah bencana terjadi. Namun, dalam kegiatan KKN kali ini, para mahasiswa KKN memberikan tutorial tentang healing untuk mengurangi stress akibat bencana tersebut. Berbagai permainan sederhana juga diajarkan melaui booklet—seperti gambar berantai, Gumpal tagan, dan Peraga Kata.

Selain itu, dilakukan pula ajakan untuk mempersiapkan barang-barang dasar (Survival kits) di tiap-tiap rumah. Hal ini perlu dilakukan karena wilayah Sabu Raijua sering mengalami bencana angina—baik berkecepatan tinggi hingga Topan seperti beberapa saat lalu.

Baca Juga :  Berhasil Pulihkan Listrik NTT, Dirut PLN: Terima Kasih Relawan

Untuk bangkit, anak-anak juga diajak untuk beraktivitas dengan berbagai cara. Wilayah ini diajak untuk menata kampungnya menjadi kampung ramah anak.