Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Daerah  

GBIS Harus Bisa Wujudkan Damai Sejahtera Bagi Dunia

FOTO VBL 012

Kupang, Mensanews.com- Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) XX Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Nusa Tenggara Timur, menyampaikan bahwa GBIS Harus Bisa Wujudkan Damai Sejahtera Bagi Dunia.

Demikian yang Disampikan gubernur VBL, pada hari ini  Rabu, 30 Maret 2022, bertempat di Aula Wisma Oemathonis, Desa Camplong 2, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang.

Hadir bersama Staf Khusus Gubernur Bidang Pendidikan : Profesor Willi Toisuta, Ph. D dan Staf Khusus Gubernur Bidang Politik, Demokrasi dan Pemerintahan : Dr. Imanuel Ekadianus Blegur, M. Si, Mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI ini menegaskan kepada para pendeta, pendeta muda dan calon pendeta sebagai peserta Musda GBIS XX NTT, yang berasal dari wilayah Alor, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Rote Ndao dan Sumba Timur, tentang pentingnya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang pengajaran Yesus Kristus, agar semua orang Kristen punya tanggung jawab untuk dapat mewujudkan visi dan misi Allah melalui Yesus Kristus di dunia ini.

Baca Juga :  Gubernur VBL : Gereja harus Mampu Menghasilkan Lembaga Pendididkan yang Berkualitas

“Mari kita belajar dengan benar inti pengajaran dari Yesus Kristus, kita bangun pemahaman yang benar tentang semua pengajaranNya yang telah tertuang dengan lengkap dalam seluruh Kitab Injil, agar damai sejahtera bagi dunia itu dapat terwujud, damai sejahtera itu bisa dirasakan dan dinikmati tidak saja oleh Umat Kristiani tapi juga seluruh masyarakat dunia. GBIS harus ikut berperan penting untuk mengkonkritkan semua ajaran Yesus. Saya hadir disini untuk kita bisa serius mendikusikan hal ini, karena memang hal ini merupakan tanggung besar kita semua sebagai mandataris Allah, untuk mewujudkan damai sejahtera bagi siapa saja. Bagaimana semua hal yang bersifat abstrak alkitabiah harus bisa kita kongkritkan dengan benar, agar setiap orang bisa memahami dan mewujudkan damai sejahtera itu sendiri ”, ungkap Gubernur VBL penuh semangat kepada kurang lebih 80 peserta yang mengikuti Musda XX GBIS NTT tersebut.

Baca Juga :  Wagub Nae Soi Membuka Secara Resmi Breilian Expo 2022

Lebih lanjut Putera Semau ini mengatakan bahwa Gereja jangan terlalu memfokuskan pemberitaannya hanya pada khotbah di gereja saja, tapi juga harus bisa memahami dan mengkonkritkan semua pengajaran Yesus Kristus, agar visi dan misi Yesus Kristus dapat dipahami dalam setiap pengajaranNya dan gereja, termasuk di dalamnya GBIS juga mempunyai peran besar untuk bisa mewujudkannya.

“Yesus lebih banyak mengajar banyak hal kepada pengikutNya, dan sebenarnya gereja juga harus menirukan hal demikian. Yesus lebih banyak mengajar ketimbang berkhotbah, sehingga para pengikutNYa dapat mampu memahami isi dan makna ajaranNya, manakala Ia mengajar. Nah. GBIS memilih nama Injil Sepenuh itu berarti pemahaman juga harus penuh dan benar-benar paham tentang maksud Injil diberitakan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus bagi setiap orang”, ungkap Gubernur VBL.

Orang nomor satu di NTT ini juga mengajak Gereja Bethel Injil Sepenuh NTT harus bisa berkontribusi nyata dalam pembangunan di NTT untuk mewujudkan damai sejahtera.

Baca Juga :  Dekranasda Malaka Berhasil Membina Kelompok Tenun Ikat Marian Dengan Tenun Beragam Motif

“Gereja mempunyai tugas untuk membuat jemaatnya sejahtera. Untuk itu, kolaborasi antara Gereja dan Pemerintah sangat penting untuk terus ditingkatkan. Orang yang bisa berkolaborasi adalah orang yang memiliki keberanian tinggi, kepedulian tinggi dan juga pengetahun yang tinggi untuk bisa berkolaborasi. Oleh sebab itu, GBIS juga harus bisa memberikan pengetahuan yang benar kepada umatNya untuk bekerja sungguh-sungguh tidak saja berdoa dan hanya mendengarkan khotbah, tapi harus mampu bekerja keras mewujudkan damai sejahtera bagi dunia. Dan saya yakin ini bisa terwujud karena gereja adalah kumpulan orang yang memiliki pengetahuan tentang hal kerajaan Allah”, jelas Gubernur VBL.

Doktor jebolan UKSW Salatiga ini juga mengatakan bahwa gereja harus bisa membuktikan bahwa kerja bersama Yesus dengan melakukan sesuatu kepada mereka yang hina yakni mereka yang lapar, haus, telanjang, terpenjara, orang asing dan sakit. Dan kolaborasi itu menjadi penting.