Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Daerah  

Wujudkan Kesejahteraan NTT Dengan Pengolahan Kelor.

Heru menjelaskan, untuk Kelor ini kami informasikan bahwa sejak tahun 2012 sudah ada aksi menanam Kelor, tahun 2014 aksi itu dijalankan hanya menanam Kelor dan untuk apa menanam Kelor kalau hanya untuk di sayur. Kelor hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mengandung Protein tinggi adalah serbuknya, jadi kalau hanya untuk di sayur saja proteinnya tidak tinggi, tetapi kalau diserbuk dalam 100 gram serbuk Kelor itu mengandung 26,7 persen protein jauh lebih tinggi dari Telor dan Ikan. Ikan dan telor mengadung protein 23 persen dalam 100 gram tetapi kalau serbuk kelor 26,7 persen.

“Kami masuk dan melihat bahwa ada peluang yang belum tergarap yaitu proses penyerbukannya, oleh karena itu kami menarik Program ini tampil didepan untuk melakukan penyerbukan, rencananya sampai Bulan Agustus kita akan menggelar ada 71 sentral Produksi penyerbukan Kelor di seluruh NTT. Saat ini kami baru menyebarkan 13 sentral produksi karena mesinnya terus kami kirim dan harus kami buat dan kita sudah berhasil membuat serbuk Kelor sampai 3 ton serbuk dalam 1 bulan. Rencananya sampai bulan Agustus kita akan menghasilkan 10 ton serbuk Kelor dalam satu bulan, targetnya di akhir tahun kita 20 ton serbuk Kelor. Kita harapkan setiap hari proses produksi itu akan semakin banyak dengan sendirinya dan serbuk Kelor yang dihasilkan akan menjadi semakin besar”, kata Kolonel Heru.

“Untuk dananya kami tidak menggunakan dana APBD tetapi bahwa ekosistem pengolahan Kelor itu sudah kita bangun diluar skema APBD karena kami membantu mencari pendanaan dari dunia perbankan yang sudah lama berkolaborasi dengan TNI AD. Kemudian untuk marketnya kami bukan hanya bekerjasama dengan Perusahaan-Perusahaan dalam Negeri tetapi kami sudah bekerjasama dengan teman-teman yang melaksanakan kegiatan Spot di luar Negeri. Beberapa waktu yang lalu kami melakukan Video Conference dengan teman-teman Amsterdam yang sedang melakukan seminar dagang, salah satunya yang kami titipkan adalah produk Kelor”, paparnya.

Baca Juga :  Malaka Jadi Tuan Rumah Rakor PMD Tingkat Provinsi NTT

“Dunia menyambutnya dengan sangat gembira karena Kelor NTT ini terbaik ke -2 sedunia setelah Spanyol. Tahun 2050 Indonesia diharapkan menjadi lumbung pangan Dunia. Kelor merupakan lumbung pangan dunia yang di tunggu oleh dunia. Produk Kelor kami juga sudah di tunggu oleh Jepang, Yordania, Perancis dan Spanyol. Untuk Amsterdam kita sudah mulai mengirim Kelor dan kita harapkan dari hari kehari produk teh yang diolah bersama-sama oleh masyarakat itu semakin banyak. Saat ini kami bersama masyarakat dalam memproduksi teh dilakukan secara manual kurang lebih 11 ribu padahal kami membutuhkan 450 ribu indeks teh”, imbuhnya.

Baca Juga :  Kebangkitan Hawu Mehara dari Topan Seroja, Prioritas Mahasiswa KKN UGM

(Sumber: Penrem )