Oleh: Ollchania Maria
Kisah Inspiratif Sang Pemimpin Nian Tanah Sikka: Robby Idong
Kupang, Mensanews.com– Saya mengenal figur ini pada tanggal 28 Agustus 2021 silam. Pertemuan kami secara tidak terduga terjadi di Pulau Semau, tepatnya di Pante Otan.
Kala itu, sebagai seorang jurnalist media onlie, Mensanews.com, saya berkesempatan ikut meliput kegiatan rapat para Kepala Daerah se provinsi Nusa Tenggara Timur yang terjadi di sana, bersama Gubernur VBL.
Situasi kala itu sedang pandemi covid-19 dengan kasus harian kian mencekam.
Saya ingat masih ingat, pertemuan para Kepala Daerah se NTT kala itu menuai kritikan pedas dari sejumlah kalangan, termasuk media. Namun secara pribadi, saya memilih prinsip dan jalan saya sendiri.
Bagi saya, tugas media tidak sekedar mengkritik fenomena sosial, tetapi juga sebagai edukator fenomena itu sendiri. Saya bermain peran di dalamnya. Dengan memproteksi diri sebaik mungkin, saya memastikan tugas jurnalistik, saya emban dengan baik. Kegiatannya sukses terlaksana, media sebagai corong informasi publik pun bekerja dengan profesional.
Di sana, saya mengenal sejumlah pejabat dari daerah semisal Bupati, Wakil Bupati dan Sekda. Menarik memang, mengenal mereka dari dekat dan memahami tugas berat mereka dalam memerangi covid-19 di daerahnya masing-masing. Mereka mesti menjadi garda terdepan dengan cara dan strateginya, agar masyarakat bisa hidup sehat tanpa bayang-bayang ketakutan.
Banyak sharing yang sempat saya rekam di sana. Rata-rata setiap kepala daerah (Bupati) punya cara tersendiri memerangi covid-19. Setiap daerah juga sangat bervarasi dalm kaitan dengan data kasus covid-19 aktif, data suspect, hingga anggaran daerah hingga intervensi anggaran Pusat dan Provinsi yang diterima dalam meng-counter lonjakan kasus covid-19 dari hari ke hari.
Di tengah sibuknya menjalankan tugas ke-jurnalistikan, saya akhirnya bertemu dan berkenalan dengan publik figur asal Nian Tanah Sika yang dikenal dengan sapaan Mo’at Robby Idong. Profilnya dan kharakternya sangat menggambarkan kebapaan, bijaksana, mudah bergaul dan punya pemahaman yang luas. Saya piker, semua pejabat daerah lainnya juga punya keunikan dan kelebihan tersendiri. Tetapi setelah saya search informasi lebih jauh, ternyata Robby Idong adalah seorang “singgale fighter”.
Seorang petarung yang meniti karier politiknya secara independent dengan berbekal mimpi dan doa sang ibu. Membawanya hingga ke puncak tahkta tertinggi, menjadikannya seorang Bupati Nian Tanah Sikka bagi seluruh masyarakatnya. Inilah alasannya mengapa, sebagai journalist saya ingin menguliti lebih jauh, kisah hidup Sang Pemimpin, agar bisa jadi inspirasi bagi generasi.
Doa Mama, Kekuatanku di Medan Perang
Setelah sekian lama tidak pernah berkomunikasi, akhirnya waktu kemudian mempertemukan kami kembali di kota Kupang, dalam giat kegiatan para Kepala Daerah bersama Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) di Hotel Aston pada tanggal 18 Juli 2022 lalu.
Berkesempatan bertemu kembali dengan Mo’at Robby Idong, membuat saya, selain sedang mengendus peluang berita terkait tata Kelola keuangan daerah berdasarkan rekomendasi BPK-RI, namun saya ingin juga menjalankan tugas lain yakni “mengejar” Mo’at Robby untuk mencaritahu lebih, apa kiat dan trik sukses melaju mulus dalam karier politik dengan tanpa menggunakan “kendaraan” apa pun, alias independent.
“Doa mama saya. Itu yang saya tahu, dan itu yang saya pegang. Sebab doa mama adalah kekuatan, doa mama adalah perisaimu, doa mama adalah berkatmu, dan doa mama adalah kemenanganmu.” Tegasnya.
Saya kaget. Sesederhana itu kah?
Namun itulah prinsip dan pondasi yang dibangun dalam sanubari seorang Mo’at Robby Idong. Bagi saya, ucapan ini bukan sekedar ucapan yang keluar dari mulut setiap informan ketika kami sedang berburu berita. Bagi saya, ucapan yang sangat sederhana, jauh dari feeling dan prediksi politik. Sebuah ucapan yang sama sekali jauh dari tendensi apapun. Sungguh keluar dan mengalir dari sebuah hasil refleksi yang sangat dalam.
Dalam hati, saya membenarkan dan turut sepaham dengan sang Pemimpin ini. Sebab bagi saya, doa seorang mama itu kekal dan mengabadi sepanjang jalan hidup sang anak. Barangkali seorang Mo’at Robby Idong dalam refleksinya terus memanggil-manggil nama ibunya, selaku sang inspirator, motivator dan malaikat pelindung. Rupanya inilah alasannya, mengapa beliau menjadi figur pemimpin yang sangat disayangi oleh seluruh masyarakat Nian Tanah Sikka. Figur yang senantiasa mengedepankan nasihat sang mama, sebagai obor dalam menyuluh jalan setapak kehidupan.
Menjadi Pemimpin; Mimpi Masa Kecil Yang Menyata
Topik pembicaraan kami terus berkembang, hingga tiba pada topik sejak kapan, rasa cinta pada dunia politik itu mulai bertumbuh. Ketika melontarkan pertanyaan-pertanyaan terkait awal mula karier politik seorang Mo’at Robby Idong, saya membayangkan beliau akan bercerita tentang pengalamannya di usia dewasa, ketika mulai belajar ilmu politik, politik praktis, hingga partai politik sebagai kendaraan politik yang harus dipilih.
Sayang sekali, ternyata saya salah besar. Ternyata Mo’at Robby Idong membawa saya kembali jauh ke masa kecilnya.
“Saya bermimpi jadi seorang pemimpin sejak saya masih kecil. Mimpi kecil saya waktu itu, saya wujud-nyatakan dengan selalu menjadi terdepa dan buat apa saja. Berdoa di dalam rumah, saya yang harus pimpin. Menolong mama dan bapa, saya yang harus pertama. Di sekolah, memilih jadi ketua kelas, harus saya. Mejadi juara kelas, harus saya. Bernyanyi di depan banyak orang, harus saya. Intinya semuanya, harus saya”, sharingnya dengan mata berkaca-kaca.
Saya kira, ini jawaban paling jujur dari seorang pemimpin. Selalu mengingat kembali masa kecilnya. Membiarkan semua memori masa kecil itu terus terawat. Bahkan senantiasa merefleksikannya dan menjadikannya sebagai inspirasi untuk maju dalam dunia nyata saat ini, termasuk dunia politik.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.