Lembata, Mensanews.com– Assesment diagnostik adalah assessment yang wajib dilakukan oleh guru atau pun satuan pendidikan pada awal pembelajaran atau tahun pelajaran dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah data riil terkait anak, latar belakang kelarga, potensi, bakat dan minat, prestasi akademik dan non akademik yang pernah dicapai, hambatan dan kesulitan belajar, hingga hal-hal kecil lainnya yang oleh guru maupun satuan pendidikan diipandang perlu untuk digali lebih jauh dari seorang anak didik (kognitif/non-kognitif).
Hal ini yang sedang dijalankan oleh Tim Assesment SMPN 7 Maret Hadakewa-Kabupaten Lembata-NTT, yang terdiri dari Guru Bimbingan Konseling serta para wali kelas sejak Senin, 25 Juli 2022 hingga Rabu, 27 Juli 2022 mendatang.
Ketua Tim Assesment Diagnostik, Yuliana Lilasyno,S.Pd yang merupakan seorang Sarjana Bimbingan Konseling kepada media menjelaskan, bahwa assessment diagnostik awal merupakan fase paling menentukan yang wajib dilakukan seorang guru atau pun satuan pendidikan untuk mengenal anak.
“Ini fase paling krusial, boleh saya katakana begitu. Kenapa saya bilang demikian? Karena seorang guru, atau satuan pendidikan, jika tidak mengawali seluruh proses pembelajarannya dengan melaksanakan assessment diagnostic awal, maka fatal,” tegas Yuliana Lilasinyo,S.Pd selaku Koodinator Tim Assesment, yang dalam keseharian biasa di sapa Ibu Yuni ini.
Menurutnya, sama seperti perahu layar yang berlayar tanpa kemudi, seperti itulah situasi pembelajaran yang akan terjadi di dalam kelas nantinya, jika assessment diagnostik tidak dilakukan. Guru akan mengajar tanpa mengenal anak dengan segala perbedaan dan keunikannya. Strategi yang dipakai guru dalam mengajar mungkin saja hanya menyentuh satu atau dua anak tertentu. Tetapi secara klasikal, sangat jauh dari harapan.
“Saya ilustrasikan seperti ini. Bisakah sebuah perahu berlayar tanpa kemudi? Saya kira tidak. Bagaimana guru selaku nahkoda di dalam kelas bisa membawa anak jauh ke alam pikirnya untuk menyelami segudang ilmu, kalau perahu yang sedang ia (siswa.red) tumpangi tidak dijaga keseimbangannya? Apalagi, di kurikulum Merdeka saat ini yang sangat mengedepankan pembelajaran berdiferensiasi? Ini sangat fatal. Jadi bagi saya, assessment diagnostik awal, mutlak harus dilakukan, agar kita mengenal betul seluruh siswa kita dengan segala potensi, kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki, “pungkas Yuni.
Sementara itu, Kepala SMPN 7 Maret Hadakewa, Fransikus B.K.Kaona, S.Fil menjelaskan, assessment diagnostik awal merupakan agenda rutin sekolah. Assesment ini diprogramkan secara rutin, sebelum memulai tahun pelajaraan.
“Apa yang dilakukan oleh rekan-rekan guru yang tergabung dalam Tim Assesment Diagnostik merupakan program rutin tahunan sekolah. Hal ini sangat penting bagi saya selaku pengendali management sekolah. Data-data riil yang diperoleh terkait anak didik, akan saya jadikan juga bahan refleksi saya untuk membantu rekan-rekan guru ketika mereka action di kelas nantinya. Termasuk, menentukan jenis pengembangan diri dan ekstrakurikelr apa yang dapat dilakukan di lembaga ini ke depan,” jelas Frans.
Tim Assesment Diagnostik SMPN 7 Maret yang bertugas melakukan kegiatan assesmen antara lain: Yuliana Lilasinyo,S.Pd (Koordinator Tim), Yusuf Arkian,S.Pd, Maria Yelau Gabur,S.Pd, Fransiskus Gemar, S.Pd, Maria Yovita Maumabe, S.Pd, dan Monika Ero Woloj,S.Pd.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.