Kupang, Mensanews.com– Anggota DPR-RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dapil NTT 2, Herman Heri (HH) menyampaikan pandangannya usai Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDI-P NTT di Kupang.
HH mengibaratkan pertarungan Ganjar-Mahfud (GAMA) saat ini sebagai bentuk perlawanan akar rumput terhadap tirani kekuasaan. Ini mengacu pada pengalaman Simon Nahak (SN) dalam kontestasi politik sebelumnya di Kabupaten Malaka, NTT.
“Saya menganalogikan pertarungan SN dimasa yang lalu dalam setiap kontestasi pertarungan memilih kepemimpinan. Baik pada moment pilkada, maupun sekarang pileg dan pilpres. Saat itu, Saya melihat pertarungan SN melawan kekuasaan (incumbent). Incumbent (SBS) menggunakan semua institusi yang ada di Malaka untuk melawan SN”, sebut HH.
Institusi itu, lanjut HH, mulai dari Kepala Dinas hingga camat. Inikan insfrastruktur pemerintah pendukung incumbent. Sementara, SN adalah pendatang baru yang bertarung lawan incumbent. Tetapi patut diingat SN didukung oleh masyarakat akar rumput.
Artinya peta waktu itu, SN melawan petahana. Namun SN didukung oleh rakyat bukan oleh kekuasaan. Karena didukung oleh rakyat SN bisa memenangkan pertarungan itu.
Lebih jauh HH menjelaskan, SN melawan SBS pada waktu lalu, ibarat rakyat akar rumput menghadapi segala bentuk penyalahgunaan institusi dan infrastruktur pemerintah yang digunakan oleh petahana.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.