Kupang,Mensanews.com– Gerakan Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) merupakan salah satu langkah strategis pembangunan ekonomi rakyat NTT melalui pendekatan pertanian dan perkebunan rakyat yang tentunya disesuaikan dengan kultur dan kearifan lokal masyarakat NTT.
Melalui gerakan ini para petani NTT dibiasakan untuk mengoptimalkan setiap lahan kosong pada masa transisi musim penghujan ke musim kering, dimana lahan pertanian yang memiliki potensi sumber daya air harus dioptimalkan dengan menanam jagung dengan pola perputaran ekonomi produktif.
Kepala Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Prov.NTT ),Ir. Lucky F.Koly ditemui media ini di ruang kerjanya Rabu,(10/3/2021) mengatakan sebagaimana telah diketahui bahwa melalui gerakan tanam jagung panen Sapi tentunya upaya peningkatan ekonomi rakyat NTT semakin berangsur baik. Hal ini dikarenakan setiap lahan kering atau pun basah dioptimalkan secara baik, efektif, dan efisien. “Tujuan dari gerakan TJPS adalah untuk mengoptimalkan lahan selama renggang waktu musim panas. Lahan yang punya potensi ditanam jagung lalu hasil dari penjualan jagung itu dibeli sapi” jelas Lucky.
Lebih lanjut Luky menambahkan terkait keunggulan gerakan ini dimana gerakan ini merupakan suatu gerakan luar biasa dari kecerdasan seorang pemimpin daerah da;lam hal ini Gubernur NTT, Dr. victor B. Laiskodat,SH.,M.Si yang harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat. “Gerakan tanam Jagung Panen Sapi merupakan sebuah terobosan dari ide kecerdasan seorang Gubernur dalam membangun daerahnya” Ungkap Lucky.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekertaris Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan Prov.NTT, Ir.Miqdonth S.Abolla M.Si mengatakan untuk luas lahan gerakan tanam jagung panen sapi seluas 40.000 hektar untuk seluruh NTT, namun untuk optimalnya baru 10.000 hektare dengan mekanisme pembiayaan dari dana PEN. “Untuk pendanaannya tahun 2020 sebesar Rp20 milyar sehingga tentunya sangat minim bila dikalkulasikan biaya per haktare hanya Rp2 juta” tandas Abolla.
Menjawab media ini terkait besaran dana untuk tahun 2021 tidak lain abolla mengatakan belum bisa memastikan besaran dananya karena masih dalam tahap proses. “Saya belum berani mengatakan berapa besaran biayanya per tahun karena untuk dana PEN sedang dalam proses, apakah jadi atau tidak” ungkap Abolla.
Terlepas dari gerakan tanam jagung penen sapi, Abollapun diperhadapkan pertanyaan media ini terkait sarana pertanian hand tractor yang selama ini diparkirkan dihalaman kantor Dinas Pertanian NTT. Oleh Abolla mengatakan tractor-tractor itu merupakan alat pertanian yang diadakan oleh dinas dan sebagian pemerintah pusat melalui aspirasi masyarakan Pak ansy Lema.
“Ada sekitar 52 unit tractor.Tractor ini difungsikan untuk membantu petani ketika ada petani yang meminta bantuan kita siap menurunkan alatnya dengan tanpa memungut biaya dari petani” jelas Abolla.
Lebih lanjut Abolla mengatakan ada dana yang dianggarkan khusus terkait operasional tractor sebesar Rp750.000 sekali beroperasi. Dana ini dimasukan pada pagu anggaran tahun berjalan.
(Frondes)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.