Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Petani NTT Diarahkan Jadi Pengusaha Tani*

MENSANEWS.COM (KUPANG-NTT), Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) kebijakan arah kebijakan pengembangan pertanian pada masa pemerintahannya bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi (JNS) meminta untuk meningkatkan taraf hidup petani. Agar para petani tidak hanya berorientasi pada kebutuhan penuhi kebutuhan rumah tangga tapi bisnis.

“Konsep kita dalam pengembangan petani adalah mengarahkan mereka pada buruh tani menjadi pengusaha petani. Kalau dikerjakannya dengan baik, kita dapat bersaing dengan negara lain khusus di pertanian. Kita bukan lagi menyodorkan buruh tani tapi pengusaha tani yang mindsetnya bisnis. Hasil pertaniannya sudah sampai level untuk dijual bukan lagi untuk mengisi kebutuhan rumah tangga, ”jelas Gubernur VBL saat melakukan pertemuan dengan wartawan media cetak, elektronik dan online di Aula Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur NTT, Jumat (28/8). Dalam acara bertajuk _Coffee Morning_ yang diprakarsai Biro Humas dan Protokol NTT serta Biro Umum Setda NTT itu dihadiri lebih dari 91 pekerja media. Bertindak sebagai moderator adalah Kepala Biro Humas dan Protokol NTT, Jelamu Ardu Marius.

Selanjutnya mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu menyatakan, sebagian masyarakat NTT memang hidup dari pertanian, namun masih sebatas buruh tani. Pemerintah Provinsi terus berupaya menyiapkan alat-alat pertanian termasuk alat berat seperti eksavator. Infrastruktur pertanian harus disiapkan dengan baik.

Baca Juga :  Bupati Simon: Pengadaan Sumur Bor Bagi Masyarakat Yang Mengalami Kekeringan Sangat Penting

“Kebutuhan air untuk pertanian juga kita siapkan. Itulah alasannya pemerintah provinsi melakukan pinjaman daerah. Kita tidak bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan persoalan infrastruktur hanya mengandalkan APBD. Tahun depan kita siapkan anggaran sekitar 900 miliar rupiah untuk bangun infrastruktur termasuk di dalamnya embung untuk pertanian. Kita juga harus bisa memastikan agar air tetap tersedia di sungai saat musim kering,termasuk juga benihnya kita siapkan,” jelas pria asal Semau tersebut.

Gubernur VBL menegaskan, salah satu sebab juga pertanian NTT belum maju adalah karena belum ada kolaborasi yang baik antara pemerintah, petani atau masyarakat dan pengusaha. Minimal dalam teori pembangunan, kolaborasi ketiganya yang disebut triple helix harus bisa dioptimalkan.

Baca Juga :  Salak Gula Pasir Bali Terus Melanglang Pasar Ekspor

“Pemerintah Provinsi akan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan hasil pertanian dan ada pengusaha yang mau menginvestasikan dana serta menampung hasil pertanian. Pemerintah provinsi terus mendorong agar kolaborasi triple helix ini dapat berjalan dengan baik,” jelas Gubernur VBL.

Untuk memperluas pasaran produk-produk potensial NTT, Gubernur VBL mejelaskan telah meminta manajemen Lion Air agar tahun depan ada penerbangan langsung dari luar ke NTT. Permintaan tersebut telah disetujui oleh manajemen maskapai tersebut.

“Tahun 2021 saya sudah minta kepada Lion Group untuk siapkan dua pesawat terbang langsung dari Kupang ke China, Taiwan, Jepang, Korea. Dan mereka sudah setuju dengan usulan tersebut. Untuk itu, kita harus siapkan semua potensi yang kita miliki. Tidak mungkin pesawat itu pergi kosong-kosong. Kita harus siapkan ikan, rumput laut dan hasil pertanian yang berkualitas ekspor dan pulang dari sana, pesawat ini bisa bawa wisatawan asing, “ jelas VBL.