Kriminolog asal Universitas Indonesia tersebut memperkirakan jumlah peserta pesparani nasional kedua tersebut akan meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Kalau penyelenggaraan pertama saja dengan segala keterbatasannya di Ambon berjalan sukses dan dihadiri oleh sekitar 7.000 orang, diperkirakan untuk di Kupang nantinya jumlah peserta akan mencapai 10.000 orang ditambah dengan observer dari luar negeri.
“Dengan waktu kegiatan selama seminggu, bisa dibayangkan dampak ekonomi dan perputaran uang dari kegiatan tersebut. Kalau di Ambon butuh dana sekitar Rp. 50 miliar, untuk Kupang dibutuhkan sekitar Rp. 60 miliar yang bersumber dari APBN dan APBD. Kami sangat bangga karena Gubernur mendukung penuh soal pendanaan juga menjamin dan berupaya keras agar Presiden bisa hadir nantinya,”pungkas Adrianus.
Sementara itu, Romo Paulus Christian Siswantoko, utusan dari KWI dalam kesempatan tersebut juga mengapresiasi penunjukan Ketua PWNU NTT sebagai Ketua Panitia Kegiatan Pesparani Nasional. Karena hal itu juga menjadi misi dari pelaksanaan pesparani yakni membangun semangat kebersamaan dan kebangsaan. Membangun kerja sama dengan berbagai agama.
“Pesparani bukan sekadar lomba menyanyi tetapi juga sarana untuk memperkuat kebersamaan dan kebangsaan. Juga untuk menumbuhkan ekonomi, berbagai ragam motif tenun ikat NTT dan tempat wisata yang indah di NTT dapat dipromosikan melalui kegiatan ini,”jelas Romo Koko, sapaan akrabnya.
Ketua LP3K Daerah Provinsi NTT, Frans Salem menjelaskan kegiatan Pesparani Nasional Tahun 2020 diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan September atau Oktober 2020. Sebelumnya, pada bulan Mei sampai Juli, LPKD NTT akan melaksanakan Pesparani Tingkat Kabupaten dan Provinsi untuk menyeleksi duta-duta NTT yang akan tampil dalam Pesparani Nasional 2020.
Ditemui di ruang kerjanya, Ketua PWNU NTT, Jamaludin Ahmad menyatakan kesiapannya untuk menjadi Ketua Panitia Kegiatan Pesparani Nasional itu. Asisten I Bidang Pemerintahan Setda NTT itu mengapresiasi dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Gubernur NTT kepada dirinya selaku Ketua PWNU NTT. Hal itu mencerminkan sikap seorang pemimpin sebagai seorang negarawan. Pesparani sebagai sebuah event nasional untuk merajut kebersamaan dan partisipasi publik tanpa dibatasi sekat-sekat agama.
“Ini merupakan suatu kepercayaan besar bagi saya dan PWNU NTT. Ini juga menjadi momentum perwujudan semangat _ukhuwah wathaniyah_ ( persaudaraan sebangsa setanah air) dan _ukhuwah basyariyah_ ( persaudaraan umat manusia sebagai ciptaan Allah) yang selalu dijunjung tinggi oleh Nahdlatul Ulama. Saya siap untuk menjalankan amanah yang berahmat ini,” jelas Jamaludin.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua LP3KN secara resmi menyerahkan Surat Keputusan dari Menteri Agama dan Rekomendasi dari KWI terkait Penetapan Kota Kupang NTT sebagai Tuan Rumah Kegiatan Pesparani Nasional 2020.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama, Eusabius Binsasi, Sekretaris LP3KN , Toni Pardosi, Pengurus LP3KN, Ketua Ombudsman NTT, Pengurus LPKD NTT, Pejabat dari Kantor Wilayah Kementerian Agama NTT, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa NTT, Kepala Biro Organisasi NTT, Kepala Biro Umum, Kepala Biro Humas dan Protokol dan insan pers.(ML)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.