Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Temukan Dua Kejanggalan Utama, Ansi Lema: Stop Praktek Komersialisasi Secara Brutal Pulau Komodo Dan Pulau Padar

IMG 20220719 WA0015

Jakarta, Mensanews.com– Gelombang protes dan aksi penolakan pada kebijakan pemerintah terkait komservasi Pulau Komodo dan Pulau Padar berdatangan di mana-mana. Tidak hanya di Labuan  Bajo, melainkan juga datang dari anggota DPR RI, Ansy Lema, yang mengecam dan menolak tegas konservasi Pulau Komodo dan Pulau Padar oleh pihak Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Apapun produk konservasinya akan saya tolak, jika ternyata di dalamnya penuh dengan tujuan terselubung yang hanya menguntukan pihak tertentu. Stop komersialisasi secara brutal terhadap Pulau Komodo dan Pulau Padar!”, tegas Ansy.

Menurutnya, kritikan keras tersebut harus segera dilayangkan ke meja Kementrian Lingkungan Hidupdan Kehutanan, sebab dari merekalah produk regulasi terkait konservasi terhadap Puau Komodo dan Pulau Padar beserta segala konsekwensinya itu dikeluarkan.

Baca Juga :  Anggota DPD RI Abraham Paul Liyanto Apresiasi Peran Pers di Hari Pers Nasional

Ansy menemukan ada dua kejanggalan utama dibalik semua kekisruhan yang terjadi terkait konservasi Pulau Komodo dan Pulau Padar.

“Saya menemukan ada dua kejanggalan utama. Pertama, Soal pembatasan jumlah pengunjung. Bagi saya aneh. Kok jumlah pengunjungnya mau dibatasi, tetapi mengijinkan PT.Flobamora (BUMD) untuk mengelola program Experimental Valuing Experiment (EVE). Di mana logikanya? Kan aneh, maunya batasi jumlah pengunjung, eh malah buka dan tawarkan paket wisata baru dengan harga selangit? Coba lihat itu standar biaya yang sangat bombastis dari program EVE itu. Sangat tidak masuk akal,” Ujar Ansy.