Kupang, Mensanews.com– Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat pesisir melalui dukungan penuh terhadap Program Kampung Nelayan Merah Putih. Program yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini menjadi langkah strategis memperkuat ekosistem perikanan dari hulu hingga hilir, terutama di daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) seperti NTT.
Dalam rapat koordinasi virtual yang digelar Rabu (22/10/2025), Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena memimpin langsung jalannya diskusi bersama jajaran KKP dan seluruh bupati/wali kota se-NTT. Hadir pula secara daring Direktur Prasarana KKP Budi Yuwono, serta Machmud, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP).
Rapat tersebut menjadi momentum penting untuk memantapkan langkah pengusulan lokasi Kampung Nelayan Merah Putih di berbagai wilayah NTT.
NTT Jadi Prioritas Nasional Pembangunan Kampung Nelayan
Menurut Budi Yuwono, NTT termasuk dalam tahap pertama pelaksanaan Program Kampung Nelayan yang menargetkan pembangunan di 100 lokasi se-Indonesia. Dari jumlah itu, 65 titik disiapkan di NTT, tersebar di Kabupaten Alor, Flores Timur, Kupang, dan Manggarai Barat.
“Program ini bukan sekadar membangun infrastruktur, tetapi membangun kehidupan baru bagi masyarakat nelayan,” ungkap Budi. “Kami berharap dukungan pemerintah daerah, terutama dalam penyediaan listrik, air bersih, dan akses jalan, agar pelaksanaannya berjalan optimal.”
Program tersebut mencakup penguatan kapasitas nelayan, peningkatan fasilitas penangkapan ikan, hingga pembangunan sarana pendukung seperti pabrik es, cold storage, cool box, dan logistik perikanan lainnya.
Lebih dari Infrastruktur: Pemberdayaan Nelayan Jadi Fokus Utama
Plt. Dirjen PDSPKP Machmud menegaskan bahwa program ini tidak hanya berorientasi pada fisik bangunan, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Ia menyoroti pentingnya membangun ekosistem perikanan terpadu yang menghubungkan sektor produksi, distribusi, dan pasar.
“Kami ingin masyarakat nelayan tidak hanya menjadi pelaku tangkap, tapi juga pelaku usaha. Melalui koperasi desa dan kelompok nelayan, mereka bisa mengelola hasil tangkapan sendiri dan mendapatkan nilai ekonomi yang lebih baik,” ujarnya.
Daerah Antusias, Namun Hadapi Beragam Kendala
Dalam rapat tersebut, sejumlah daerah di NTT melaporkan progres dan tantangan pengusulan lokasi Kampung Nelayan.
Kabupaten Sumba Barat telah mengajukan tiga lokasi di Kecamatan Lamboya yang telah dinyatakan clean and clear.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.










