Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

TJPS Merupakan Pergerakan Ekonomi Menuju Skala Industri

gubernur NTT

Kupang mensanews. Com– Gubernur NTT, Viktor Laiskodat menjabarkan terkait dengan Program TJPS bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan pangan, melainkan juga untuk pergerakan ekonomi menuju skala industri. Untuk menanam jagung sebanyak ini bukan saja untuk makan melainkan untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok industri pakan ternak, kita mesti menyiapkan rantai pasok di daerah ini karena uang yang keluar dari NTT untuk pembelian pakan ternak, setiap tahun sebanyak Satu Triliun lebih.

“Restorasi Pertanian di NTT terealisasi melalui TJPS dimana Program ini bertujuan untuk meningkatkan luas tanam jagung, meningkatkan produksi dan produktivitas, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, memanfaatkan musim kemarau untuk berproduksi, meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi petani, serta menurunkan tingkat kemiskinan”, Ungkap VBL saat melakukan Panen Padi dan Tanam Jagung Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Periode Tanam bulan April-September di kawasan persawahan Kolidoki Desa Manusak dengan luasan lahan potensial 800 ha, pada, Sabtu (29/5/2021).

Gubernur NTT menekankan tentang kerja kolaborasi, kerja di luar kemampuan manusia, manajemen pengelolaan air untuk setiap musim tanam sehingga terwujudnya Tanam, Jaga dan Panen.

Baca Juga :  Gubernur NTT Pertanyakan Soal Proyek Garam Di Malaka, Bupati Simon: Harus Dijalankan

Selanjutnya Gubernur VBL menegaskan, kerja diatas 800 ha, jangan kerja lamban dan biasa-biasa saja, kalau tidak kita gagal. Pemimpin pada Dinas Teknis (Pertanian, Peternakan,Perindustrian dan Perikanan) haruslah aktor lapangan yang tangguh di lapangan, kalau mau program kita berhasil, maka Camat, Danramil dan Kapolsek setiap hari harus jaga di sini, Bupati dua kali dalam seminggu, dan Gubernur sebulan sekali. Kita lihat Sumba Tengah, berhasil hanya karena ada kepedulian Bupati Kapolres Dandim para Maramba, dinas terkait, dan para pemudanya.

Baca Juga :  PDIP NTT Menggelar Dialog dan Konsultasi Publik dalam Mengatasi Pertanian di NTT

“Alat pertanian dilarang diberikan ke petani, karena para petani butuh lahannya dikelola dan ditanam, untuk itu, sistemnya brigade, lahan dan petani dimana siap, alsintan turun disitu, kebijakan ini diterapkan untuk mewujudkan keadilan bagi para petani di NTT. Kalau panen artinya tanamnya bagus dan jaganya bagus, tapi saat tanam kita perlu skenario terbaik, misalkan Oktober-Maret kelebihan air dan April-September itu kekurangan air maka kita mesti analisa manajemen pengelolaan air agar kita tidak gagal pada kesalahan yang sama,” ujar Gubernur VBL.

Baca Juga :  Gubernur Panen TJPS Periode Oktober-Maret

Sementara itu, Bupati Kupang, Korinus Masneno dalam sambutanya menyatakan  siap berkolaborasi antar Program Kabupaten, Revolusi 5P dengan Program Pemprov yakni TJPS

“Ditempat ini Potensinya 800 ha, baru dikelola 160 ha untuk padi, segera kami berikan bantuan bibit dan pupuk sebagai program kami Revolusi 5P, namun senang hati juga TJPS masuk di wilayah ini untuk optimalisasi lahan seluas 800 ha,” Tutur Bupati Korinus