Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Lewo soron lodo tanah tapin balik gelekat lewotanah

Mensanews.com-Lewoleba,Soeleman L. Hamzah ” Cintaku Untuk Lembata”

Lembata ibarat manusia yang sedang dalam proses pertumbuhan dari usia belia,muda,dewasa hingga tua.Semua anak Lembata menaru harapan dengan beragam kemungkinan demi masa depan Kabupaten satu pulau ini.Dua puluh tahun sudah Lembata menjadi daerah otonomi,dan kita semua pasti bertanya apakah Lembata sudah menjadi daerah yang kuat atau masi dalam failing area(daerah tidak berhasil) atau bahkan tersentuh dalam failed area(daerah gagal).

Sejak 15 Oktober 1999,Lembata resmi menjadi Kabupaten baru terpisah dari Kabupaten Flores Timur dan sala satu pelaku otonomi Lembata adalah”Soeleman L.Hamzah.Beliau telah mengorbankan apa yang dia miliki untuk menjadikan Lembata sebagai daerah otonomi baru dan kini Lembata sudah berimur 20 tahun dan merupakan titik yang sangat signifikan untuk melakukan sebuah refleksi panjang dalam membangun sebuah kesadaran dalam spirit ” taan tou” mari kita bersatu hati, merekatkan elemen-elemen yang berbeda dalam satu naungan rumah kita bersama yaitu ” Lembata tanah titen” Lembata bukan lagi bayi tetapi Lembata menuju Kabupaten milenial maka kita sangat membutuhkan Sang Pamong yang berjiwa Restoratif untuk Lembata maju.

Baca Juga :  Simon Nahak Seorang Akademisi Handal Yang Dilantik Menjadi Bupati Malaka

Historia Lembata yang kita lihat dan kita rasakan tentunya kita mendapatkan begitu banyak catatan-catatan tentang Lembata kemarini,Lembata jari ini dan Lembata yang akan datang.
Sejarah Lembata sebagai Geschichte menjadikan sesuatu yang hidup dan saling mempengaruhi satu sama lain dengan tujuan yang sangat mulia demi kesejahteraan masyarakat Lembata,maka mari kita merefleksikan dan bertanya pada diri kita masing-masing;sejauh mana dan sekuat apa kesadaran akan jadi diri sebagai anak Lembata.Otonomi Lembata telah melahirkan kesepakatan bersama untuk membebaskan rakyat dari perseteruan”Paji dan Demon”yakni politik adudomba ciptaan penguasa kolonial yang bertujuan untuk membebaskan rakyat Lembata dari keterbelakangan,kemelaratan,keterisolasian,kemiskinan,dan kebodohan.

Baca Juga :  Tokoh Agama Harus Bisa Ajak Umat untuk Hayati Perbedaan dengan Rileks

Statemen 7 Maret memberi spirit perjuangan yang tak perna gentar dalam menghadapi situasi apapun.Para pejuang otonomi memiliki hati yang tulus dan tekad baja untuk meletakan landasan sejarah masa depan rakyat Lembata lebih maju,mandiri,bersatu,damai dan sejahtera maka tugas kita sebagai anak Lembata adalah mempertahankan 3 prinsip untuk membangun Lembata yakni 1).Persatuan dan kesatuan 2).Sekali Kabupaten tetap Kabupaten 3).Jangan sekali-kali melupakan sejarah.