Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Wakil Gubernur : “Produk Lokal NTT Harus Terus Dipromosikan”

MENSANEWS.COM, Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef A. Nae Soi, MM mengatakan, agar pariwisata NTT lebih dikenal masyarakat lokal maupun mancanegara, maka produk pangan lokal harus terus dipromosikan.
Wakil Gubernur mengatakan hal tersebut dalam krisisnya pada Focus Grup Discussion (FGD) Strategi Reaktivasi Pariwisata Nusantara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI bertempat di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT pada Selasa 20 Oktober 2020.

“Visi pembangunan Pemerintah Provinsi NTT adalah NTT yang bangkit NTT Sejahtera dengan penggerak utamanya adalah sektor pariwisata. Pariwisata ini sebagai sektor unggulan. Untuk itu maka produk pangan lokal NTT harus terus dipromosikan. Misalnya Kopi, saya mau tiap hotel di NTT siapkan minuman kopi yang diproduksi dari NTT sendiri. Tentunya ini sangat baik karena tamu-tamu yang datang bukan hanya menginap tetapi bisa menikmati minuman kopi kita. Ini juga mendukung pariwisata dari segi promosi pangan lokal, ”jelas Wakil Gubernur Josef.

Bila Berbicara tentang pariwisata, katanya perlu digalakkan prinsip 5A yaitu Atraktif, Akomodasi, Kesejahteraan, Amenitas dan Kesadaran. “Selain itu kami juga mewajibkan seluruh 21 kabupaten / kota di NTT acara pariwisata setiap tahun dan sudah ada yang dilaksanakan dalam kemasan berupa festival-festival. Kami juga mewajibkan setiap ASN menggunakan sarung adat setiap hari selasa dan jumat sebagai bentuk kecintaan pada warisan nenek moyang dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, ”katanya.

Baca Juga :  Selain Cegah Penyebaran Covid, Pemprov NTT Juga Fokus Tangani Penyakit DBD Dan Sampah

Lebih lanjut Wakil Gubernur juga memberikan apresiasi pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif yang telah menyelenggarakan kegiatan. “Terima kasih pada Kemenparekraf telah menyelenggarakan dan memilih NTT sebagai tuan rumah kegiatan FGD. Saya menyambut baik FGD ini dengan harapan mari kita bersama-sama mencari apa saja yang kita rumuskan sesuai dengan 3 dimensi yaitu dimensi ideal yaitu harus memenuhi kriteria internasional dan nasional, dimensi realita yaitu harus melihat kondisi realistis daerah kita di NTT dan dimensi kompensasi yang perpaduan antara dimensi ideal dan realitas, ”ungkapnya.