Ia pun menegaskan bahwa Pancasila adalah konsensus dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan hal itu sudah final serta tidak dapat diubah.
“Kita bersyukur bahwa Ideologi Pancasila sebagai spirit hidup berbangsa dan bernegara tetap berdiri kokoh dan bertahan walau banyak bertubi-tubi diterpa gangguan, hambatan dan tantangan oleh orang-orang yang menginginkan perubahan desain Ideologi tersebut,” jelas Gubernur Viktor.
Komitmen bernegara mesti menanggalkan sikap oportunis
Pada kesempatan tersebut juga, dihadapan para media, Gubernur VBL mengkritisi pernyataan Ketua DPR RI, Puan Maharani yang mengatasnamakan bangsa Indonesia saat menandatangani Ikrar Kesetiaan Pancasila dalam pelaksanaan upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
“Menurut saya ada sedikit kesalahan dalam upacara hari ini, karena ketika mengatasnamakan bangsa Indonesia, itu tidak boleh ada pihak lain, selalu harus Presiden dan Wakil Presiden saja. Atas nama bangsa oleh Ketua DPR, menurut saya itu adalah sebuah catatan sejarah yang salah, inilah nilai-nilai Pancasila yang harus kita jaga,” kritik VBL.
Ia menegaskan yang mempunyai kewenangan untuk mengatasnamakan bangsa Indonesia itu hanyalah Presiden dan Wakil Presiden, sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara, tidak ada pihak lain sehingga hal ini harus menjadi perhatian Pemerintah Pusat.
Sumber: SP Biro Administrasi Pimpinan NTT
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.