Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Opini  

UNHENA “Kampungkan Kampus Merdeka Belajar

IMG 20240809 WA0024
Ir. Hein Namotemo, M.,SP

Oleh: Agus, S.E.,M.M

 

Mensanews.com-Strategi perguruan tinggi dalam program merdeka belajar kampus merdeka. Keterserapan lulusan atau “Employability” dalam lapangan kerja semakin mendapatkan perhatian perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena salah satu tuntutan dari mahasiswa adalah mereka bisa bekerja setelah mereka lulus dari perguruan tinggi mereka. Menurut Hillage dan Pollard (1998), employability
adalah “knowledge, skills and attributes that graduates are expected to be able to
demonstrate they have acquired in higher education”.- kelayakan kerja adalah pengetahuan, keterampilan dan atribut yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh lulusan yang telah mereka peroleh di pendidikan tinggi.

Dalam konteks perguruan tinggi di Indonesia, spirit peningkatan ‘employability’ telah digodok oleh kemendikbud melalui konsep ‘Kampus Merdeka’. Kampus merdeka dianggap sebagai wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa didaerahnya masing-masing. Konsep Kampus Merdeka, mahasiswa diberikan hak belajar tiga semester di luar program studi dan kebebasan mengambil SKS di luar program studi. Tiga semester yang dimaksud adalah berupa satu semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktifitas pembelajaran di luar perguruan tinggi.

Baca Juga :  Dilematika Perangkat Desa Se-Kabupaten TTS

Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar kampus, diantaranya melakukan magang atau praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi atau proyek independen, dan mengikuti program kemanusiaan, semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen, Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap kerja atau menciptakan lapangan kerja baru. Proses pembelajaran dalam konsep Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student-centered learning) yang sangat penting. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk mengembangkan inovasi, kreatifitas, kapasitas, kepribadian dan kebutuhan mahasiswa serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan nyata, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja,target dan pencapaiannya. melalui program Kampus Merdeka yang dirancang dan diterapkan dengan baik, maka “hard skill” dan “soft skill” mahasiswa akan mengalami penguatan.

Baca Juga :  Sengon 1 Triliun

Strategi Kampus UNHENA (Universitas Hein Namotemo) KAMPUNGKAN KAMPUS “DUC IN ALTUM “ (Bertolaklah ke Tempat Yang lebih Dalam).
Kampus UNHENA menjadi Kampus Merdeka dan menyambut hangat kebijakan ini dengan berbagai strategi dalam menerapkan kebijakan Kampus Merdeka. Beberapa strategi diungkapkan oleh Pembina Yayasan sekaligus pendiri Kampus UNHENA Ir. Hein Namotemo, M.,SP, dalam acara diskusi WarKam ( Warung Kampus ) dengan spirit KAMPUNGKAN KAMPUS. Penerapan Merdeka BelajarKampus Merdeka dan Implementasinya di Kampus UNHENA (9/08/2024). Bersama Rektor UNHENA Marthen D. Boediman,M.,Th, dan Wakil Rektor Bidang Akademik L.S.Boediman,S.,Si.,M.,Th. Adapun beberapa konsep diskusi WarKam (Warung Kampus) yaitu;

Pertama; Membuka matakuliah di semester regular untuk ditawarkan ke luar kampus. Strategi yang dapat dilakukan di UNHENA salah satunya adalah program studi membuka matakuliah untuk ditawarkan ke luar kampus. “Program studi membuka matakuliah di semester regular untuk ditawarkan ke luar kampus, melakukan joint-supervision dalam mengerjakan skripsi dan diselenggarakan summer school 3-4 sks.

Baca Juga :  Sertijab, Letkol Inf. Tunggul Jati Resmi Jabat Dandim 1624/Flores Timur

Kedua; Membuka kesempatan magang penelitian dan perkuliahan online juga
bagian dari strategi implementasi agar mahasiswa luar Kabupaten Halmahera Utara berminat dengan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dikampus
UNHENA. Hal itu berlandaskan pada pokok-pokok kebijakan MBKM khususnya hak belajar tiga semester di luar program studi.

Ketiga; Pertahankan status akreditasi, implementasi MBKM di UNHENA akan
dituangkan dalam beberapa norma penyelenggaraan. Status akreditasi yang diraih prodi harus tetap dipertahankan. Dan juga harus adanya perhatian serius dari pemerintah pusat untuk kampus-kampus swasta yang ada di Provinsi Maluku Utara terkhusus kampus UNHENA karena daerah Maluku Utara masih tergolong Daerah 3T (Tertinggal,Terdepan,Terluar ). Meskipun Provinsi Maluku Utara memberikan kontribusi PDRB triwulan I-2024 mencapai 20,9 trilliun namun
perhatian pemerintah pusat belum maksimal terkhusus di perguruan tinggi swasta.