Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Gubernur NTT Tantang Vikaris Jadi Pribadi Militan

Mewakil sinode masing-masing, dua orang perwakilan ikut diberikan kesempatan memberikan sambutan pada awal acara. Merek adalah Pendeta Johari Yohanis,M.Th dari sinode GKY Jakarta dan Penatua GMIT Liven Rafael.

Pendeta Johari Yohanis,M.Th menyebutkan tantangan gereja yang semakin kompleks, untuk menjalankan dua mandat ilahi. Dua mandat yang dimaksudnya adalah mandat spiritual dan sosio kultural.

“Mandat spiritual, mengajak kita untuk mampu mengenal dan dekat dengan Tuhan. Sedangkan Mandat kultural, menuntut kita untuk bertanggung jawab mengelola semua sumberdaya alam di sekitar,” sebutnya seraya mengajak gereja untuk tidak terjebak pada urusan spiritual saja, gereja juga harus nyata membantu setiap persoalan sosial masyarakat.

Baca Juga :  Bupati Malaka Sebut Dan Tegaskan Pancasila Tetap Sakti Bagi Rakyat

Putra Dayak Kalimantan Timur itu juga menyebut alasan mereka membekali para calon pendeta itu. Menurutnya, mereka memiliki kompetensi dan authority untuk menggerakan umat sebagai warga bangsa. Mereka diyakini memiliki pengaruh yang lebih besar untuk mempercepat upaya menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Liven Rafael menyebutkan pentingnya Kemitraan. Dengan bekal berbagai ilmu dan ketrampilan yang didapat selama 25 hari itu, para vikaris diharapkan mampu membangun kerjasama dengan semua lembaga sosial, terutama dengan pemerintah. Menurutnya, kalau jemaat sejahtera, masyarakat juga pasti sejahtera.

Baca Juga :  HUT Ke- 25 Yayasan TLM- Gubernur NTT Siap bangun kerja sama bangun NTT

Turut didaulat dua vikaris untuk menyampaikan pesan dan kesan mereka, mewakili peserta. Mereka mengungkapkan rasa syukur yang tak terhingga untuk pengalaman bersama itu. Terungkap kebahagiaan mendalam karena bisa saling mendengar, belajar menerima perbedaan-perbedaan yang dijumpai.

Mereka merasa tertantang untuk menjadi pelayan yang sempurna. Tidak hanya mampu berdoa dan berkotbah. Mereka tak sabar untuk segera beraksi nyata menerapkan ketrampilan mengolah lahan, melayani jemaat untuk mengejar kesejahteraan. (*)