KUPANG, Mensanews.com – Walikota dan jajarannya harus perhatikan secara serius pengelolaan sampah di Kota Kupang. Sebagai ibu Kota Provinsi, harus punya desain penanganan sampah yang jelas. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) saat melakukan kunjungan kerja yang berlangsung di Pantai Lasiana Kecamatan Kelapa Lima pada, Rabu (30/9/2020).
Acara tersebut dihadiri oleh Walikota Kupang, Jefritson Riwu Kore, Wakil Walikota Kupang, Hermanus Man, Wakil Ketua DPRD Kota Kupang, Padron A.S. Paulus, Forkopimda Kota Kupang, Pimpingan Perangkat daerah Kota Kupang, para camat, Lurah dan Kepala puskesmas se-Kota Kupang, para staf khusus Gubernur, Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, insan pers dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya Gubernur VBL mengatakan, bahwa Desain (penanganan sampah, red) dulu dan harus jelas. Kita perlu armada untuk pengumpulan sampah berapa? Bagaimana para lurah dan ketua RT/RW lakukan sosialiasasi manajemen sampah rumah tangga? Titik-titik sampah ditempatkan di mana, itu menjadi tanggung jawab Lurah dan RT/RW. Ini dulu harus jelas.
Menurut Gubernur, sebagai ibu Kota Provinsi, Kota Kupang harus menampilkan ciri khas sebuah kota. Yakni malam terang, siang bersih, parkirannya jelas dan sampahnya dikelola dengan baik. Pembangunan kota itu terutama berkaitan dengan aspek services atau pelayanan publik termasuk dalamnya manajemen pengelolaan sampah atau waste management harus didorong secara serius.
“Pungut sampah atau collecting itu hanya merupakan satu aspek dari manajemen pengelolaan sampah. Kalau soal ini saja sudah merupakan masalah berat, bagaimana kita bicara aspek lain seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan proses daur ulang. Termasuk di dalamnya bak-bak sampah harus ditempatkan di tempat yang sesuai, bukan di jalan-jalan protokol,” jelas Gubernur Viktor.
Lebih lanjut pria asal Semau tersebut mengungkapkan, persoalan sampah di Kota Kupang bukan hanya tanggung jawab pemerintah kota Kupang tapi juga pemerintah propinsi. Perlu ada kerja sama dan pembagian tanggung jawab yang jelas, mana yang jadi tanggung jawab Propinsi dan juga termasuk pemerintah pusat. Harus dirumuskan secara tegas.
“Saya serius sekali bicara seluruh permasalahan di kota ini, bukan karena tidak suka atau punya maksud tertentu tapi karena ini kota propinsi. Yang malu kalau kota ini tidak tertata dengan baik dan kotor, bukan hanya walikota tapi juga gubernur. Saya ingin kita menjadi pemimpin yang in charge, kerja terlibat dan sampai tuntas, tidak hanya omong saja. Hari ini saya datang bertemu pak Wali (walikota), kita bagi tugas sudah,saya punya tugas apa dan pa wali punya apa,” ungkap Gubernur.
Persoalan sampah,lanjut mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR tersebut, harus menjadi gerakan bersama seluruh komponen di Kota Kupang. Termasuk TNI/Polri, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan dari SD sampai dengan SMA. Karena hal ini berkaitan dengan membangun peradaban dan mindset.
“Kalau kita bisa tanamkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya sejak anak usia SD, pengaruhnya akan sangat besar. Guru-guru juga harus latih anak-anak hal ini. Ini sosialisasi dan gerakan yang harus dilakukan secara terus-menerus untuk bangun peradaban. Tinggal tiap pagi kita bisa atur, misalnya Gubernur selama beberapa menit sosialisasi di sekolah mana, Walikota masuk SD mana, Dandim masuk SMP mana dan Kapolres di sekolah mana. Termasuk melibatkan pihak swasta baik itu pemilik toko, restoran dan penanggung jawab hotel. Kalau ini kita lakukan dengan baik, saya yakin dalam tempo 6 bulan, masalah sampah bisa selesai,” ungkap Gubernur VBL.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.