PUSPEM Malaka, apa kabar?
Peletakan batu pertama pembangunan PUSPEM Malaka dilakukan pada 1 Oktober bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Peletakan batu pertama pembangunan PUSPEM Malaka merupakan hari bersejarah, sebagaimana Hari Kesaktian Pancasila. Keduanya, momen bersejarah karena mengingatkan saban insan akan peristiwa masa lalu, masa sekarang dan prospek kehidupan masa depan. Kabupaten Malaka dimekarkan pada tahun 2013 dan mulai dibangun PUSPEM pasca sepuluh tahun kemudiaan di masa kepemimpinan Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, S.H.,M.H. Bupati Simon teguh dalam prinsip, komitmen dalam pelaksanaan Program SAKTI. “Harus berani dan punya keinginan untuk bekerja dan membangun Malaka,” demikian Bupati Simon dalam pernyataannya saat rapat pembahasan pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) yang berlangsung di ruang rapat Bupati Malaka, Senin (26/9/22) sebagaimana dilansir media, pekan lalu.
Pembangunan PUSPEM Malaka berdimensi sejarah. Sejarah yang menyingkapkan berbagai makna dan simbol akan hadirnya PUSPEM. PUSPEM itu simbol sentral pelayanan publik, bekerja demi rakyat untuk memenuhi harapannya. Simbol dan tanda menata birokrasi pemerintahan dan penyelenggaraan yang efektif dan efisien. Simbol pertahanan dan keamanan, karena Malaka adalah daerah kabupaten yang berbatasan dengan dua negara. Malaka berbatasan dengan Timor Leste (batas darat) dan Australia (batas laut). Dan simbol sejarah dengan salah satu sisi lainnya pewarisan nilai-nilai budaya seperti kerja keras, Hakneter no Haktaek (saling menghormati dan menghargai). Bupati Simon selalu mengingatkan pentingnya pembangunan PUSPEM dalam setiap kesempatan rapat. Lebih baik kita punya rumah sendiri untuk melayani masyarakat. Karena, banyak bangunan yang kita sewa dan pakai selama ini.
SAKTI, Tais Neo Lalek dan PUSPEM, tiga kata yang memiliki artinya masing-masing. Karena itu, kami tidak bermaksud agar membuat penyamaan arti dan pandangan di akhir tulisan reflektif ini. Itu tindakan mustahil. Kami hanya ingin membagi refleksi atas kesadaran akan kebersamaan yang menumbuhkan militansi kerja dalam melayani masyarakat melalui program-program pembangunan. Alangkah baiknya, kita memiliki Program SAKTI. Kita mengerjakanya dengan budaya kerja keras dalam naungan satu atap PUSPEM Malaka. Ini merupakan sejarah yang membanggakan. Suatu saat saya ditanya, mengapa Bupati Simon sering mengenakan Tais Neo Lalek? Saya menjawabnya simpel. Tais Neo lalek itu berwarna hitam, representasi makna kerja keras, bermandi peluh, kotor dan lumpur karena bekerja di kebun. Bupati Simon membangun PUSPEM untuk menjalankan Program SAKTI. PUSPEM itu kantor dan Bupati Simon ingin menjadikannya sebagai “kebun”. Karena, Simon seorang anak petani dan pekerja keras. !
*Staf Humas dan Media Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka*
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.